Tugas perusahaan

Aku masa tu sedang ditugaskan oleh perusahaan X di mana aku bekerja ke London untuk beberapa hari, melakukan Negotiate dengan teman perusahaannya di London. Aku di dampingi oleh wakil bahagian kewangan, Mahmud namanya. Mengingati kali ini perjalanannya agak lama, aku berusaha mengajak suamiku Azman untuk pergi bersama dengan bayaran sendiri. Suamiku Azman dengan mudah dan cepat menyesuaikan diri dengan Mahmud teman sekerjaku tu, kerana mereka mempunyai hobi yang sama yaitu makan dan perantaraan umur yang dekat. Suamiku 27, Mahmud 28, sedangkan aku 30 tahun. Semua berjalan lancar, namun ada kenangan yang tak dapat ku lupakan di akhir perjalanan ini.

Malam tu itu kami bertiga pulang dari salah satu restoran di kawasan kota London, menghadiri good-bye party dari perusahaan yang aku kunjungi. Rupanya Wine yang kami minum tu agak mempengaruhi kami, meskipun tidak sepenuhnya. Waktu kami berdua hendak masuk kamar, suamiku memberikan kunci kamar pada Mahmud, agar ia dapat mendahului masuk. Ia berbisik padaku bahwa akan ada kejutan, dan nikmati sajalah katanya. Aku terasa bengang sikit ???.

Setelah beberapa saat Mahmud mempersilahkan kami masuk. Ia menyambut kami di dalam dengan memberikan sebuah bungkusan. "Rinn... ini ada hadiah dari kami berdua. "Aku menerima bungkusan itu dan menoleh ke suamiku Azman yang tersenyum. "Terimalah.." Setelah kubuka ternyata isinya sebuah kimono sutera tipis berwarna merah. Wah!.. ini seksi sekali pikirku "Terima kasih ya, Mahmud..." Kemudian Mahmud mohon diri untuk kembali ke kamarnya. "Mas... aku coba ya..."aku terus pergi masuk ke kamar mandi. Kimono itu semuat muat melingkari tubuhku. Tapi sangat tipis sekali. Pakaian dalamku bisa terlihat sangat jelas. Lalu aku membuka Bra & Underwear-ku. Kenapa dipakai tidur sama suami sendiri. Samar-samar aku mendengar pintu dibuka, tapi aku tidak sampai berpikiran kalau ada orang yang masuk.

Setelah itu aku keluar, langsung menghadap ke suamiku yang sudah berkimono juga di kursi depan TV. "Wow..."Hanya itu komentarnya. Azman suamiku selalu tegang jika melihat puting susuku, begitu juga saat itu. Penisnya kelihatan timbul dari balik kimononya."Rinn.. Coba kamu lihat dibelakangmu..." kata Suamiku Azman sambil tersenyum. Aku sudah tidak tentu rasa saja saat itu.

Benar saja, saat aku perpaling ke kanan, Mahmud sudah berada di belakangku... Naked! Wow!.. Gila benar si Mahmud tu, Bilakah dia masuk? 1001 pertanyaan memenuhi kepalaku. Penis Mahmud berdiri tegak aje sambil ia melihat tits-ku. "Rinn.. jangan marah ya... Azman setuju.." Sepertinya aku terperanjat waktu dia memberitahu ku dan melangkah mendekatiku. Nafasku kian cepat saat ia mengulurkan tangannya untuk menanggalkan kimonoku. "Ahh... sangat indah Rinn..." Aku sempat melihat penis si Mahmud tegang terus melihat tubuh ku yang Telanjang bulat tu. Mmmm.. Dalam pikiranku sama besarnya dengan penis suamiku Azman. Aku diam saja saat ia mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Penisnya yang besar dan tegang terasa menekan di daerah 'hutan'ku. Tangannya meraba-raba dan kemudian meremas-remas puting susu ku, sementara leherku dijilati oleh lidahnya. Perasaanku sangat excited dan horny. Ini kemudian mendorongku untuk bereaksi dengan memeluknya, membuatnya semakin menekankan tubuhnya padaku. Aku merintih saat jilatannya semakin menurun dari leher, dada, hingga clitoris, nikmat rasanya. Ia kemudian bermain-main dengan clit-ku, dijilatinya area vaginaku dengan lidahnya yang panjang & lembut itu, sementara tangannya meremas-remas pantatku.

Kenikmatan ini semakin memuncak saat kurasakan tangan suamiku mempermainkan putting susuku dari belakang! Aku dapat merasakan penisnya menekan di antara pantatku, ohh... Ada perasaan nikmat yang luar biasa yang kemudian mendorongku untuk merintih-rintih lebih keras, saat remasan dan jilatan kedua lelaki itu semakin dipercepat. Aku berteriak lirih saat perasaan untuk organsme muncul, kutekankan kepala Mahmud ke vaginaku, sementara suamiku menahan tubuhku yang bergetar agar tidak jatuh.

Kemudian suamiku mengubah posisiku untuk menjilati penisnya, sementara Mahmud berada di bawahku. Aku menduduki penis Mahmud. Saat penisnya yang besar tu memasuki vaginaku, mataku terpejam merasakan kenikmatan. Benda panjang dan keras itu bergesel-gesel dengan dinding vagina dan clit-ku. Kurasakan terlalu enak mengalahi batang suamiku. Belum lagi perasaan itu lewat aku sudah merasakan penis suamiku di dalam mulutku. Suamiku sangat suka ujung penisnya aku gigit-gigit ringan. Tangan Mahmud memegangi pinggulku dan mengontrol gerakanku atas penisnya.

Setelah beberapa saat aku rasakan sperma suamiku yang manis memenuhi mulutku, begitu juga cairan hangat yang kurasakan dalam vaginaku. Malam itu kami sempat tidur bertiga dalam kehangatan.


Nukilan